Redesign of Vida Bekasi Masterplan

Masterplan Vida Bekasi was originally designed by Andra Matin, one of the most influential architects in the world according to the Wallpaper Architecture Directory.

With the theme of Tropical Urbanism, Andra Matinis creates a sustainable area with a comfortable temperature to live in. With a total area developed of around 130 hectares, this area will consist of mixed use clusters with different themes and concepts.

Vida Bekasi consists of two districts, namely Bumipala and Bumiwedari. The main core of the master plan is the CBD area, with a total area of ​​about 15 hectares dedicated to this development.

Commercial clusters are designed to integrate state-of-the-art commercial facilities, F&B areas, health facilities, offices, apartments and landscaping. Bumipala with its new square in the city center and Pasar Anyar plus a mosque (also designed by Andra Matin) will be the epicenter of the future not only for the Vida community but also for the surrounding community. In an effort to reshape and expand the master plan, Urban + as master planner is working on the Andra Matin framework. With experience in masterplan work across Asia and the Middle East, Urban + (given the fact that Urban + leaders were formerly global corporate leaders) continues Andra Matin’s work to adapt property growth and trends to the level of local community involvement.

The vision of the splendor of Vida Bekasi is not only a residential space but is aimed at becoming an integrated and interconnected development that promotes pedestrian-friendly roads.

BAKTI SOSIAL LIONS CLUB DI VIDA BEKASI

Lions Clubs Internasional 307 B1 yang aktif dibidang sosial ke manausian kali ini mengadakan acara Gebyar Bakti Sosial, Sabtu (13/10) yang diadakan di Hangar, Insitu Tengah, Jalan Tirta Utama no.8 Bumiwedari, Vida Bekasi, Jawa-Barat.
Kegiatan Bakti-Sosial kali ini meliputi pemerikasaan mata dan pemberian sekitar 2.000 kaca mata gratis juga ada acara talkshow mengenai bahaya diabetes dan pemeriksaan gula-darah gratis khusus warga Bekasi.

Hadir dalam acara ini Edward Kusma selaku Direktur dari Vida Bekasi yang menyediakan tempat untuk kegiatan Bakti-Sosial ini hadir pula Zainudin perwakilan Lurah Bantar Gebang Bekasi, Nazarudin selaku Lurah Pedurenan, Willy Suwandi Dharma, District Governor Lions Club 307 B1. Elizabeth Halim IPDG Lions Club 307-B1. Julia Wagener selaku ketua panitia acara Gebyar Bakti Sosial ini.

Julia Wagener selaku ketua Panitia Acara Gebyar Bakti Sosial ini mengatakan bahwa acara ini dilaksanakan bertujuan untuk membantu mereka mendapatkan penglihatan yang baik dengan memberikan mereka pemeriksaan mata dan memberikan kaca mata gratis bagi anak-anak dan orang dewasa yang membutuhkan. Dia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan di Vida Bekasi.

“Karena banyak problem disekolah anak-anak ini tidak bisa melihat dengan baik, membaca dengan baik otomatiskan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, dan tujuan kita membantu penglihatan yang baik bagi anak-anak, sedangkan untuk kegiatan yang kedua kita mensosialisasikan diabetes ini adalah penyakit yang berbahaya penyakit yang membunuh no.3 di Indonesia,” ujar Julia.

Edward Kusma dalam kata sambutannya mengatakan “Selamat datang di kota Bekasi, Vida Bekasi merupakan kawasan seluas 140 hektar yang berada di dua kecamatan yaitu Bantar Gebang dan Mustika Jaya. Kawasan yang kami kembangkan sudah dihuni hampir 10.000 orang walaupun kebanyakan dari warga kami adalah masyarakat dari kalangan menengah dan menengah ke atas kami menyadari masih banyak warga kami yang memerlukan bantuan oleh karna itu kami merasa sangat bahagia karena dapat menjadi bagian dari kegiatan yang mulia dan sangat bermanfaat ini. Kegiatan hari ini merupakan acara kedua yang kami lakukan bersama dengan Lions Club yang didukung oleh 47 Club Lions dan 10 Fellow Leo. Di Oktober tahun lalu kami mengundang sekitar 1.500 anak dan membagikan sekitar 150 kaca mata kepada peserta yang membutuhkan. Dengan adanya hubungan baik yang kami miliki dengan Lions Club maka pada hari ini kami menambah jumlah peserta menjadi 2.000 orang dan kami juga menambah acara seminar dan pemerikasaan diabetes. Sosialisasi diabetes sangat penting mengingat diabetes merupakan pembunuh no.3 di Indonesia. Penyuluhan ini juga sejalan dengan konsep kami yang ingin mengedukasi warga dan penduduk di sekitar kami agar hidup lebih sehat dan mencintai lingkungan. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik dengan Lions Club, Pemkot Bekasi, beserta semua pihak yang mendukung kegiatan ini.”

Elizabeth Halim menjelaskan bahwa Lions Club merupakan organisasi pengabdian masyarakat. Jadi kami membantu masyarakat yang membutuhkan. Kita ada lima fokus salah satunya adalah vision yang hari ini kita kerjakan dan diabetes juga lingkungan hidup relieving the hunger dan juga anak-anak yang menderita kanker. Sekarang ini Internasional Presiden kita adalah seorang wanita, tahun ini dia mengumandangkan agar semua wanita juga bisa mendapatkan peran penting sebagai leadership. Banyak sekali negara yang perempuannya belum diperkenankan untuk menjadi pemimpin tetapi kita di Indonesia sendiri kita sudah banyak sekali pemimpin wanita. Dan kita juga menginginkan banyak wanita dan pria yang bergabung di Lions untuk mengabdi bersama, jadi kita New Voises ingin mengumandangkan agar pria dan wanita bisa bekerja sama bisa menjadi anggota Lions.

Willy Suwandi Dharma menjelaskan bahwa kegiatan hari ini merupakan kegiatan sosial, yang intinya ada beberapa hal yang sekaligus dilakukan yang pertama adalah pemeriksaan mata dan pemeberian kaca mata gratis, kedua Pemeriksaan gula darah.
“Kita tahu Indonesia ini negara ke 6 sekarang di dunia yang punya penderita diabetesnya, itu banyak sekali. Kita berharap supaya kegiatan ini bisa meminimalisasi jumlah orang yang kena diabetes. Jadi kalo sudah kena diabetes bisa dikontrol. Karena efeknya jelek sekali sebab Diabetes itu dikatakan sebagi Sillent Killer. Tidak tau tiba-tiba terkena diabetes menjadikan kehidupannya jadi tidak baik.” ujar Willy.

EKSPRESI SENI TIGA MALAM DI VIDAFEST 2018 ( part 3)

Action Painting Hanafi dan perupa Bekasi
Hari ketiga atau malam puncak, VidaFest 2018 menampilkan Ensamble Angklung dari Vida. Kemudian dilanjutkan oleh teater-musik oleh Anestesi dan Teater Korek, UNISMA Bekasi. Naskah yang mereka mainkan berjudul ‘pa-ru-pa-ru-pa’ karya Anestesi. Alunan menggelayut dan mengajak hati untuk hening berintrospeksi datang dari Kumpulan Bunyi Sunya yang digawangi oleh Lawe Samagaha dan kemudian dilanjutkan dalam acara puncak Action Painting.

Suasana hikmat mengiringi Hanafi dan dua perupa Bekasi lainnya melakukan action painting. Saat awal mereka melukis, penonton dibuat tercengan dengan aneka warna cat yang dideburkan di kanvas, mengalir turun dan membentuk sulur – sulur yang unik. Kemudian ketiga perupa mengambil kuas dan membentuk apa yang sebelumnya tercipta dari sulur – sulur air tersebut. Sangat menarik ketika mereka melukis diiringi musik yang syahdu, menggelayut hati seolah ingin ikut meliuk – liukkan kuas ke dalam kanvas kehidupan kita masing – masing. Malam itu sebuah lukisan berjudul ‘Bekasi 1824’ lahir.

Para penonton kemudian diajak untuk sejenak hening mendoakan saudara – saudara sebangsa yang terkena musibah gempa dan tsunami di Palu, Donggala, Sulawesi Tengah. Secara spontan, panitia VIDAFEST 2018 juga mengumpulkan donasi bagi para korban di sana. Hanafi pun menyumbangkan lukisannya malam itu dan gayung bersambut, Bapak Edward Kusma, selaku Direktur Vida Bekasi yang hadir malam itu pun spontan membeli lukisan tersebut, sehingga donasi untuk korban gempa di Palu bertambah. Semuanya tergerak, semuanya bergerak.

Acara VIDAFEST 2018 ditutup dengan tarian Ritus Bekasi karya koreografer Hartati yang sangat indah.

Selain pagelaran seni, acara juga dimeriahkan oleh pasar malam yang diisi oleh kelompok pedagang dan UMKM yang tergabung dalam Koperasi Savira. (ylv)

EKSPRESI SENI TIGA MALAM DI VIDAFEST 2018 ( part 2)

Bebaskan ekspresi, tumbuhkan apresiasi
Pada hari kedua, acara VidaFest semakin semarak dengan penampilan teater se-Bekasi Raya.

Teater SD Dinamika, Bantar Gebang, menampilkan pertunjukan ‘Hujan Mencari Kali’ karya Adinda Luthvianti. Tuhan menciptakan Bumi ini di siang hari, menjelang sore, seperti saat panggung Teater ini dibuka, Tuhan menciptakan hujan yang kini mulai langka. Sebab di kota yang kita ciptakan: Kali tertutup bangunan di hamparannya, sampah sampah menggenang di bantaran tepi kali, kali bagaikan Ibu yang hanya berjalan bungkuk pelan membawa beban berat di punggungnya yang tua. Begitulah narasi teater yang ditampilkan puluhan anak berbakat dari Bantar Gebang.

Setelah sandiwara pertama berakhir, kali ini giliran Deavies Sanggar Matahari Vida Idol menampilkan musikalisasi puisi. Disambung kemudian dengan Tari Kreasi Anak, Komunitas Vida.

Hari kedua ini ditandai dengan ragam kreasi seni yang baru. Pertunjukan teater membuat orang bertanya – tanya bahkan berpikir mendalam tentang makna dan pesan yang ingin disampaikan.

Hari kedua ditutup dengan penampilan Teater Artery Performa dkk. Naskah mereka berjudul ‘Gunung Bantar Gebang’.

EKSPRESI SENI TIGA MALAM DI VIDAFEST 2018 ( part 1)

BEKASI, 27 – 29 September 2018 – Suasana di Vida Bekasi, malam itu tidak seperti biasanya. Di distrik Bumipala tepatnya di Jalan Alun-Alun Utara, Kota Bekasi mendadak ramai. Ratusan orang berkerumun. Ayah, Ibu, muda – mudi hingga anak – anak berbondong – bondong ke satu titik keramaian, VIDAFEST 2018.

VidaFest 2018 sebuah festival seni yang berangkat dari sejarah sungai Bekasi dengan tema “Berbeda Hulu, Satu Muara.” Studiohanafi berkolaborasi dengan Vida Bekasi menggagas Festival Vida Bekasi sebagai sebuah festival yang menjadi langkah awal menuju ekosistem kesenian di Bekasi.

Studiohanafi sebelumnya juga telah mengkreasikan Festival Tubaba yang kini menjadi festival tahunan di Kabupaten Tulang Bawang Barat.

VIDAFEST 2018 diselenggarakan selama 3 hari mulai tanggal 27 hingga 29 September 2018.

Gerak tari sebagai perayaan tradisi
Hari pertama diisi dengan ragam pentas dari komunitas di Vida Bekasi dan sekitarnya. Anak – anak dan remaja bergantian menggelar keluwesan gerak tubuh melalui beragam tarian yang dinamis dengan kostum warna – warni. Penampilan mereka bernas bak penari profesional.

Anak-anak itu bberasal dari Komunitas Vida Bekasi. Tarian Ragam Dasar mereka menjadi penanda pembuka acara VidaFest 2018 dengan mengusung tema ‘Berbeda Hulu, Satu Muara’.

Setelah penampilan Tari Ragam Dasar, kelompok DBTD, Remaja Padurenan, lantai mengisi pentas menarikan Tari Mojang. Selain itu juga digelar tari Lenggang Bekasi dan unjuk kemampuan Silat Betawi. Uniknya, semua penari merupakan anak-anak.

“Saya sangat takjub dengan acara ini. Untuk mengapresiasikan lebih pede dan berani. Pokoknya acara ini tak bisa diutarakan dengan kata-kata,” ungkap salah satu orangtua anak yang menonton aksi anaknya.

Passed by Two Strategic Toll Roads, Narogong Has the Potential to Become Bekasi Gold Corridor

Seeing the potential of the city of Narogong, Gunasland is developing an integrated town center in Vida Bekasi

The face of the city of Bekasi will change even more, in addition to the Kalimalang area development plan which will be built such as in Korea and the West Java rail network which will be expanded to such as in Europe, Bekasi is also preparing to welcome the JORR 2 toll road Cimanggis Cibitung section, and the Japek toll road (Jakarta-Cikampek) South which connects Jatiasih to Purwakarta. The two toll roads will intersect with the primary arterial road in South Bekasi, namely the Narogong Highway, making the Narogong area a location that has the potential to develop very rapidly.

Stretching 12 km from North Bekasi towards Cibubur, the Narogong highway will have toll gate access to JORR 2 in the Cileungsi area and Japek Selatan in Bantar Gebang. This reinforces the belief that one day the South Bekasi area, especially Narogong, will develop into a central business district with multi-storey buildings.

“If we imagine, the premium area in Narogong will be between the two toll roads JORR 2 and Japek Selatan like the Casablanca road in Jakarta, which connects the Sudirman road with the Rasuna Said kuningan road. With traffic from the two toll lanes, at least in the next 5 to 10 years, Narogong will transform into a new integrated business area in Bekasi City. This will mean that Narogong will be the only area in Jabodetabek that has two toll gate accesses with such a close distance, ”said Ardzuna Sinaga, Director of Urban +, a consultant working on the revitalization plan for the Narogong area.

Ardzuna also added, “Therefore, the Narogong strategic corridor requires comprehensive transportation and infrastructure planning.”

Investors, including property developers, welcomed the construction of the two toll roads that flank Narogong. One of the leading property companies is Gunasland, the developer of Vida Bekasi, an integrated area of ​​140 hectares located in Narogong. Edward Kusma, Director of Vida Bekasi, explained that the project is also preparing to welcome toll road access to the Narogong area.

“We have shown a positive response by preparing a special area of ​​15 hectares which will be built into the Vida Bekasi town center. In particular, the center of the crowd will be built integrated with public spaces on the shores of an artificial lake. The concept is to accommodate a variety of public activities so that it will be equipped with a lifestyle center, hospital, campus, arts center, offices, hotels and apartments, “said Edward Kusma, Director of Vida Bekasi. “We hope the Vida Bekasi mixed-use area in Narogong can become like Mega Kuningan on Casablanca Street.”

The construction of the Vida Bekasi town center is certainly in line with the concept of spreading the intensity of activities and development that will encourage Bekasi to become an integrated and sustainable area.

Better arrangement

In a separate location, Erwin Guwinda, Head of the Planning Division of the Bekasi City Spatial Planning Agency, expressed Narogong’s views on the future. “In theory, the trade follow the ship, where there is transportation, trade must grow. In this context, the growth of new urban spaces is besides commercial and residential, ”said Erwin when asked about Narogong in the future. According to him, the CBD development in Narogong must pay attention to environmental aspects. The CBD in Narogong should not be built massively, for example with a maximum building height of 20 floors and an area adapted to the needs of the community. “Narogong is expected to complement other business areas, but this time it must be better structured for utility and drainage,” said Erwin closing the session.

According to data reported on Jasa Marga’s official website, the JORR 2 toll road for the Cimanggis Cibitung section is targeted to be operated starting at the end of 2019. Meanwhile, the Japek toll road is currently in the location determination stage, and will start construction in the Sadang area, Purwakarta in 2019.

 

Vida Bekasi Rampungkan Botanica, Hunian Modern Dikelilingi Kebun Pangan dan Herbal

Komplek hunian yang ideal biasanya tidak hanya menyediakan tempat tinggal, namun juga diimbangi dengan lingkungan yang asri dan nyaman bagi para penghuninya. Oleh karena itu, Vida Bekasi, sebuah kawasan terpadu seluas 130 Ha yang dikembangkan oleh Gunas Land menciptakan hunian berkonsep asri dan ramah lingkungan, Cluster Botanica. Hari ini (19/8), Vida mengadakan serah terima hunian perdana kepada pemilik hunian Cluster Botanica di Narogong, Bekasi.

Cluster Botanica yang dikembangkan oleh Vida Bekasi sejak tahun 2016 terletak dekat dengan fasilitas kawasan Vida semakin lengkap dengan hadirnya Binus School Bekasi, Arena Sports Club, klinik RS Bunda, Restoran Mang Kabayan, dan Pasar Anyar. Dari segi konsep hunian, Cluster Botanica mengadopsi suasana kebun herbal yang mengelilingi kawasan hunian. Halaman depan, samping dan bagian belakang rumah pun ditanami aneka pohon buah, serta tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan sehari-hari.

“Kami membangun Cluster Botanica bukan hanya sebagai tempat tinggal, tapi juga tempat hidup yang nyaman untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan berkumpul dengan tetangga. Dengan menggandeng arsitek Yu Sing, kami serius membangun hunian yang dekat dengan alam,” jelas Edward Kusma, Direktur Vida Bekasi.

Yu Sing, yang menggawangi firma arsitek Studio Akanoma, dikenal piawai merancang bangunan ramah lingkungan dengan menggunakan material lokal dan fitur-fitur bangunan yang fungsional secara alami. Dengan rancangan khusus dari Yu Sing, hunian Botanica dibangun secara semi-detached, yakni antar rumah tidak saling menempel dindingnya, sehingga sirkulasi udara dapat optimal. Pintu dan jendela dirancang sekaligus sebagai penghawaan dan pencahayaan alami. Selain itu, dalam kawasan Cluster Botanica, tersedia ruang bersama yang terdiri dari taman atau hutan kecil, pendopo serbaguna, kolam natural, juga taman bermain anak yang dapat digunakan oleh warga untuk aneka acara. Melalui konsep tersebut, Vida Bekasi ingin mengembalikan budaya bertetangga yang baik.

“Botanica adalah salah satu dari sedikit hunian urban yang berani mengimplementasikan desain ramah lingkungan secara serius.  Adanya ruang terbuka hijau, koridor taman dan kolam natural sangat mendukung terciptanya ekosistem flora dan fauna secara alami di sekitar hunian. Hunian yang baik itu bukan hanya untuk manusia saja, tetapi harus bisa berdampingan dengan alam secara harmonis” ungkap Yu Sing.
Sejak diluncurkan pertama kali tahun 2016, Cluster Botanica memperoleh dukungan dan animo yang sangat tinggi dari masyarakat di wilayah Narogong Bekasi. Hal ini mencerminkan kesadaran masyarakat perkotaan masa kini untuk memilih hunian yang ramah lingkungan dan mampu menjadi rumah hidup ideal bagi keluarga.

Acara serah terima Cluster Botanica hari ini pun turut dimeriahkan dengan acara masak bersama dan penanaman pohon oleh anak-anak. Cluster Botanica dibangun di lahan seluas 3,5 hektare (ha), terdiri dari dua tipe unit yaitu Rosemary dan Basil dengan luas masing-masing LB 69/ LT 84 dan LB 47/ LT 60, Cluster Botanica dibanderol dengan harga mulai Rp 650 juta hingga Rp 1 miliar.

Tentang Vida Bekasi

Vida Bekasi adalah kawasan hunian baru di Kota Bekasi yang hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan hidup yang lebih berkualitas. Master plan Vida Bekasi dibangun dalam konsep tropical urbanism yang dirancang oleh arsitek Andra Matin. Tropical urbanism adalah konsep kehidupan yang sadar dan responsif terhadap iklim tropis dan diwujudkan pada kawasan urban berdesain kontemporer dengan fasilitas lengkap yang akan menunjang kebutuhan para penghuninya. Vida Bekasi diluncurkan pada Oktober 2013, dan hingga kini telah dihuni oleh lebih dari 9.000 jiwa.

Tautan: www.vidabekasi.com

FB & IG @VIDABEKASI

 

Tentang Gunas Land

Gunas Land merupakan pengembang Vida Bekasi yang didukung oleh investor yang berkomitmen kuat dalam pengembangan real estate. Proyek yang sudah berjalan antara lain; menara perkantoran, kondominium high-end, dan pengembangan kota yang beroperasi di Jakarta, Bekasi dan Jambi. Proyek tersebut diantaranya adalah; Citra Raya Jambi (1,000 ha); Mixed-Used Development di Jln. Budi Utomo (1.2 ha), Lapangan Banteng, Jakarta; Super high-end kondominium di Menteng; Mixed-Used 6 Tower Development (4.5 ha) di Jalan Fatmawati yang akan terhubung dengan Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Cipete.

Komitmen Gunas Land untuk meningkatkan standar kualitas pembangunan properti di Indonesia dengan mengusung konsep eco-living – tren gaya hidup yang menekankan terciptanya konsep pengembangan berkelanjutan. Sebagai bentuk apresiasi pada kebudayaan Indonesia, Gunas Land juga mengintegrasikan cita rasa Indonesia melalui bangunan dan segala kegiatan yang dilaksanakan.

Tautan: www.gunasland.com

Di Balik Tirai trip to TPA Bantar Gebang

Dalam rangka rilisnya buku Di Balik Tirai, Dee Lestari bersama tiga pembaca mengunjungi TPST Bantar Gebang untuk napak tilas proses riset Aroma Karsa. Trip ini didukung oleh Waste4Change dan Vida Bekasi. Video dibuat oleh Naranatha.

Mohammad Bijaksana Junerosano “Bersama-sama kita bisa membuat hidup kita lebih baik”

Sejak 2010, Mohammad Bijaksana Junerosano (Sano) adalah fasilitator aktif dan pelatih untuk berbagai wirausaha sosial setempat. Sano teringat pada hari ia dihubungi oleh Grand Bekasi saat itu (sekarang Bumipala, Vida Bekasi). “Ini menarik dan saya sangat menghargai kesempatan untuk bekerja sama untuk memecahkan salah satu masalah perkotaan terbesar: yaitu pengelolaan sampah.” Sano memperkenalkan konsep Waste4Change, perusahaan pertamanya dalam pengelolaan sampah bekerja sama dengan Paola Cannuciari dari Eco Bali Recycling (EBR). Waste4Change memberikan konsultasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah serta pengumpulan dan daur ulang sampah dari lembaga, acara atau kompleks perumahan. Sebelumnya, ia pernah aktif di Greeneration Indonesia yang menginisiasi usaha tas reusable BaGoes sebagai bagian dari kampanye “Diet Kantong Plastik” untuk mengurangi penggunaan kantong plastik secara masif.

“Pada Maret 2014, saya bertemu dengan Edward Kusma dari Gunasland dan kami berbicara tentang sampah dan masa depan kehidupan perkotaan, dan segera Edward menawarkan Waste4Change untuk mengelola sampah Vida Bekasi, salah satu proyek properti Gunasland. Bagi saya, ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk memulai apa yang kami impikan: Indonesia tanpa sampah, ”Sano percaya bahwa Waste4Change dapat mengajari banyak orang untuk lebih bertanggung jawab dalam mengolah sampahnya sendiri.

Selain pengelolaan sampah, Sano melihat banyak potensi yang ada di Vida Bekasi. “Semuanya berkembang, dari jalan raya, perumahan hingga kawasan komersial, dan fasilitas umum. Ini kesempatan yang baik bagi semua orang di Vida Bekasi untuk tumbuh bersama dalam sinergi dengan pembangunan. ” Ia berharap masyarakat Vida Bekasi aktif mengikuti berbagai event dan kegiatan komunitas di Vida Bekasi. “Kami berharap masyarakat yang bertetangga adalah yang lebih merasakan manfaat dari pembangunan. Misalnya, ketika kompleks komersial atau ruko dibuka, saya berharap para penghuninya dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memulai bisnis atau mencari pekerjaan. Bisnis kecil atau layanan profesional sekarang memiliki kesempatan untuk tumbuh sebagai individu dan komunitas ”

Sano, suami dan ayah dua anak yang bangga memilih menetap di Vida Bekasi. “Perkembangan ini menawarkan banyak peluang bagi penghuninya untuk berkembang. Ini adalah tempat yang baik untuk tempat tinggal keluarga Anda, peluang bagus untuk mengembangkan bisnis Anda dan bersama sebagai komunitas kita dapat mencapai kesuksesan besar. “

Rifki Nawawi: “Warga memberikan kritik atau pujian yang lebih dipercaya”

Seiring perkembangan pembangunan, infrastruktur dan fasilitas umum di Vida Bekasi pun ikut mengembangkan lingkungan yang ada. Warga kawakan Bapak Rifki Nawawi bisa merasakan perubahan positif di sekitar lingkungannya. “Saya adalah salah satu pemukim awal. Pada tahun 2003 kemudian dinamakan Bumi Alam Hijau dengan kondisi sarana dan prasarana yang buruk. Jalan utama sulit diakses karena berbatu dan licin, ”ujarnya menceritakan pengalamannya saat berkumpul.

Ia kemudian melanjutkan ceritanya, “Lingkungan sekitar bisa merasakan perubahan yang signifikan saat Vida Bekasi mengambil alih pembangunan.” Saya senang sekarang dan saya tahu ada getaran optimis di benak warga. Lingkungan kami sekarang memiliki Bank Mandiri, Sekolah Binus dan klub olahraga. Semua ini meningkatkan nilai properti kami, tetapi yang lebih penting, anak-anak kami sekarang dapat menikmati fasilitas umum yang baik. ”

Dia melanjutkan ceritanya. “Perubahan ini juga semakin memperkuat rasa percaya di benak dan hati warga. Penduduk sekarang mempercayai pengembang dan bersedia untuk bekerja sama untuk membuat lingkungan menjadi tempat tinggal yang lebih hidup dan menyenangkan. Kita sebagai penghuni tidak bisa pasif begitu saja. Kita harus memperbaiki kebiasaan buruk kita, misalnya kita perlu belajar cara memilah sampah kita melalui sistem yang diterapkan oleh Waste4Change untuk menjaga lingkungan kita tetap bersih dan rapi. ”

Bapak Rifki menambahkan, pembangunan tidak hanya difokuskan pada pembangunan infrastruktur pembangunan jalan, waduk dan fasilitas umum, tetapi juga pembangunan sosial. Vida Bekasi melibatkan berbagai inisiatif seputar pengembangan seperti pengelolaan sampah dan pengelolaan kota serta membuat berbagai kegiatan dan acara mingguan untuk warga. “Saya melihat pengembang bersedia berinvestasi banyak untuk meningkatkan komunitas kami, dan itu sangat bagus. Dan ini adalah pengalaman pribadi saya; pengembang bersedia mendengarkan kritik dan menanggapi mereka dengan cara yang sangat positif. “

Terakhir, Rifki mengajak seluruh tetangganya untuk berperan aktif dalam komunitasnya untuk saling membantu menjaga lingkungannya tetap aman dan bersih. Ia mengajak seluruh warga untuk memanfaatkan fasilitas umum secara maksimal dan terlibat aktif dalam berbagai acara dan festival di Vida Bekasi.

Vida Bekasi Concept

VIDA BEKASI comes in response to the needs of an emerging set of urban people who are seeking for a better quality of life. Tropical Urbanism is an approach that responds well to our tropical climate. Compact planning and large open spaces juxtaposed with mixed-use clusters, reducing air pressure, allowing fresh and cool air flows constantly into buildings and public spaces. Watch our Latest video profile

Mohammad Suprapto

Ia melihat pengembangan Vida Bekasi bertujuan untuk membangun gaya hidup serupa seperti yang ia alami di Belanda. Maka, ia memutuskan untuk mengambil bagiannya sendiri di Vida Bekasi. Dia membeli properti di Botanica Cluster. Suprapto meyakini ke depan, kualitas hidup di Vida Bekasi bisa diupayakan karena beberapa fasilitas yang dibangun telah melayani masyarakat dengan baik.

[bscolumns class=”one_half_last_clear”]

“Visi Javara dan Vida Bekasi kurang lebih sama, dan kesamaan inilah yang mempertemukan kami.”

Dalam acara Family Gathering Vida Bekasi pada 10 Desember 2016, Mohammad Suprapto (akrab disapa Pak Prapto), direktur operasional Javara Indonesia, berbagi cerita bagaimana dia terkesan dengan Vida Bekasi. “Empat tahun lalu, Edward Kusma (direktur Vida Bekasi) memperkenalkan Vida Bekasi kepada kami di Javara. Kami membagikan visi dan rencana kami. Jalan kami akhirnya bertemu dan kami sekarang bergabung bersama. Saya senang bisa membuka bengkel kami di Vida Bekasi tahun ini, ”kata Pak Prapto.

Pembangunan Rumah Javara selesai pada pertengahan tahun 2016, dan mulai beroperasi sejak saat itu. Terletak di jalan Haji Djole di seberang bank Mandiri di kawasan bisnis Bumipala. Rumah Javara adalah tuan rumah untuk berbagai keperluan, kantor, rumah produksi, bengkel, dan ruang pamer untuk berbagai macam produk Javara. Kedepannya, Rumah Javara akan digunakan sebagai tempat berkumpulnya komunitas food organic dan sekolah food artist.

Mengambil bagian sendiri di Vida Bekasi

Pak Prapto telah tinggal di Belanda selama 7 tahun dan dia beradaptasi dengan baik dengan gaya hidup di sana. Berdasarkan ceritanya, segala sesuatu di Belanda mudah dijangkau dan orang bisa pergi kemana saja, dengan sepeda atau berjalan kaki. Dibandingkan Indonesia, ia prihatin masyarakat di sini selalu ‘membutuhkan’ sepeda motor atau mobil untuk berkeliling. Ia senang di Vida Bekasi ada visi untuk mengubah perilaku konsumtif energi menjadi lebih ramah lingkungan.

Ia melihat pengembangan Vida Bekasi bertujuan untuk membangun gaya hidup serupa seperti yang ia alami di Belanda. Maka, ia memutuskan untuk mengambil bagiannya sendiri di Vida Bekasi. Dia membeli properti di Botanica Cluster. Suprapto meyakini ke depan, kualitas hidup di Vida Bekasi bisa diupayakan karena beberapa fasilitas yang dibangun telah melayani masyarakat dengan baik.

“Menurut saya, Vida Bekasi memiliki begitu banyak potensi dan tempat yang menjanjikan bukan hanya sebagai investasi masa depan, tetapi juga sebagai pengembangan yang berkualitas yang benar-benar membawa nilai-nilai yang bisa dibagikan kepada keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

[/bscolumns][bscolumns class=”clear”][/bscolumns]

 

Carolina Chintiasari

“Saya senang menjadi bagian dari perkembangan ini”

Siang yang sibuk di Bank Mandiri kami mewawancarai Ibu Carolina Chintiasari, Pimpinan Cabang Bank Mandiri Vida Bumipala. Cabang pertama kali dibuka pada 26 Juli 2016 dan bisnisnya telah berkembang sejak saat itu. Pertumbuhan di sana terbukti saat kami melihat pelanggan keluar masuk dari pusat ATM dan mengantri untuk mendapatkan layanan bank.

“Saya sangat senang! Telah menjadi kerumunan pelanggan yang baik dari awal hari pembukaan kami hingga sekarang. Saya ingat kami sangat sibuk di minggu-minggu pertama, juga karena staf kami belum sepenuhnya. ” Mrs Carolina berbagi kesan pertamanya tentang minggu pembukaan bank. Ia juga menginformasikan volume transaksinya yang cukup besar, menjadikan Bank Mandiri cabang Vida Bumipala menduduki peringkat tiga besar dengan kinerja cabang baru tertinggi.

Ia cukup terkejut dengan respon yang besar dari masyarakat sekitar. Awalnya, saat memetakan basis pelanggan di sepanjang kawasan Haji Djole, dia tidak menyangka pelanggan juga akan datang ke wilayah Setu dan Bekasi Timur. Beberapa nasabah mengatakan bahwa mereka senang karena Bank Mandiri lebih dekat ke tempat mereka, jika tidak mereka harus menyusuri daerah Narogong yang sibuk untuk pergi ke cabang Bank Mandiri terdekat.

Bank Mandiri KCP Vida Bumipala menyediakan layanan full banking, mulai dari personal banking hingga business banking seperti pinjaman, L / C, garansi bank dan bank referensi. Carolina mengakhiri wawancara dengan catatan yang sangat positif: “Saya optimis! Kami ingin tumbuh bersama dengan Vida Bekasi. Kita bisa menjadi hebat bersama! Kami akan saling mendukung dan memberikan layanan terbaik untuk komunitas lokal kami, ”kata Carolina.

Asuka Matsuba

Ada banyak hal yang bisa dilakukan orang asing di Indonesia; pergi ke tempat-tempat eksotis dan berpesta pora, tetapi untuk Asuka Matsuba, dia memiliki misi yang berbeda, dia memilih untuk menjadi sukarelawan.

[bscolumns class=”one_half_last_clear”]

“Saya senang membantu orang dan mempelajari budaya mereka.”

 

Ada banyak hal yang bisa dilakukan orang asing di Indonesia; pergi ke tempat-tempat eksotis dan berpesta pora, tetapi untuk Asuka Matsuba, dia memiliki misi yang berbeda, dia memilih untuk menjadi sukarelawan.

 

Asuka menjadi sukarelawan di Waste4Change di Vida Bekasi pada bulan Agustus – September 2016. Pada awalnya, menurutnya akan sangat menyenangkan menjadi bagian dari gerakan lingkungan dan belajar tentang pengelolaan sampah di Indonesia, terutama berguna dalam meningkatkan studinya di Kimia. Tapi apa yang dia alami jauh lebih mengasyikkan!

 

“Saya terkejut masyarakat di sini masih belum menyadari pentingnya memilah sampah. Mereka campur jadi satu, meski sudah ada arahan dari pengelolaan sampah, ”jelasnya kesan pertama. Dia kemudian berbicara dengan beberapa ibu di komunitas lokal dan mengetahui bahwa masalah utamanya bukanlah memahami instruksi, tetapi masyarakat perlu didorong dan melihat dampak positif dari pengelolaan sampah.

 

“Saya yakin tidak sulit untuk mengajari mereka, tetapi kita perlu membuat mereka memahami dampak yang dapat mereka berikan. Saya suka ngobrol dengan orang lokal terutama ibu-ibu (moms) karena mereka semua sangat ramah. Kalau saya bisa memulainya, proses pemilahan sampah sebelum dibuang ke tempat sampah, maka akan sukses, ”Asuka berbagi wawasannya.

 

Asuka pertama kali dikenalkan kepada ibu-ibu cara membuat sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan ember dan bahan lainnya. Cara ini dapat mengurangi sampah organik namun menghasilkan kompos. “Saya sangat senang di sini karena ada pertanian, Farm4Life dan para petani sangat membantu. Saya mengajak ibu-ibu untuk melihat bagaimana kompos dapat menumbuhkan banyak tanaman, dan favorit semua orang adalah pepaya, ”Ketika para ibu melihat bahwa apa yang mereka lakukan dapat memberikan hasil yang bermanfaat, mereka akan lebih terdorong untuk mulai memisahkan sampahnya.

 

“Senang rasanya bisa membantu masyarakat Indonesia membawa dampak yang baik bagi negaranya, juga senang bisa tinggal di negara ini, belajar bahasa dan budaya Indonesia. Saya juga mendapat banyak teman baru di Waste4Change, ”katanya.

 

Selain menjadi sukarelawan, ia juga melakukan penelitian di Waste4Change dan Farm4Life tentang energi panas yang dihasilkan dari sampah; Di Jepang, energi panas digunakan untuk membantu menumbuhkan tanaman tropis. Asuka juga membantu mengajar di sekolah-sekolah setempat tentang pengelolaan sampah, ia mengikuti kegiatan berkemah bersama anak-anak, dan bahkan berpartisipasi dalam Vidafest, festival tahunan Vida Bekasi. “Saya menjual jus koktail pepaya! Rasanya manis alami dan sangat baik untuk tubuh Anda! “

 

Karena jumlah rumah tangga yang memilah sampah semakin meningkat, mereka perlu lebih meningkatkan metode pemilahan sampah. Asuka percaya bahwa semakin banyak orang yang akan memahami dan akan dengan sukarela memilah sampahnya, seperti di Jepang. Ia optimis dengan pembinaan dan dorongan yang baik, masyarakat akan terus melakukan pemilahan sampah. “Mereka semua adalah orang-orang yang sangat baik, saya akan merindukan mereka ketika saya kembali ke Jepang.”

 

Ia berharap melalui Waste4Chane dan Farm4Life, masyarakat dapat belajar dan menikmati hasil yang bermanfaat dari pemilahan sampah dan pengomposan. “Saya mendoakan semoga mereka beruntung dan selalu bersemangat untuk membuat pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab sukses.” Dia mengakhiri wawancara dengan senyum lebar.

 

[/bscolumns][bscolumns class=”clear”][/bscolumns]

 

Pasar Anyar Shop House

The design of the Pasar Anyar shop house is the work of the 2015 IAI Awards-winning architect, Danny Wicaksono from Studio Dasar. Inspired by the uniqueness of the roofs of traditional houses in Indonesia, Dani hopes that Pasar Anyar will add to the architectural richness of the area while at the same time supporting a comfortable atmosphere in the market.

Integrated with the main market building and has 2 facades / 2 access that overlooks the highway and the inside of the market, very suitable for businesses that take advantage of traffic such as boutiques or restaurants, because it is between two centers of the crowd.